SEKTOR PERKEBUNAN KARET INDONESIA

Bidang pertanian di Indonesia masih merupakan salah satu indikator kekuatan nasional . Sektor pertanian yang didukung oleh sektor industri merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia . Di bidang pertanian , sub sektor perkebunan memiliki peranan penting . Salah satu komoditas perkebunan yang cukup strategis adalah karet alam . Saat ini Indonesi a merupakan negara penghasil karet alam terbesar kedua setelah Thailand . Karet alam merupakan komoditas strategis karena arealnya sangat luas (3, 1 juta ha) , sebagai sumber pendapatan dan lapangan kerja yang memberikan jaminan bagi lebih dari 10 juta penduduk Indonesia , dan merupakan salah satu sumber devisa terbesar ,serta sebagai pelestari lingkungan . Karet alam Indonesia didominasi oleh karet rakyat , dimana luas areal karet rakyat tersebut meliputi 84 % dari total areal dan produksinya. mencapai 72 % dari total produksi . Dari total areal karet rakyat tersebut ,baru 15 % yang ditangani oleh pemerintah melalui proyek , sedangkan sebagian besar adalah areal karet rakyat tradisional yang umumnya berupa hutan karet dengan produktivitas dan mutu bokar yang rendah.

Dilansir dari Indonesia Investment, bahwa Pohon karet memerlukan suhu tinggi yang konstan (26-32 derajat Celsius) dan lingkungan yang lembab supaya dapat berproduksi maksimal. Kondisi-kondisi ini ada di Asia Tenggara tempat sebagian besar karet dunia diproduksi. Sekitar 70 persen dari produksi karet global berasal dari Thailand, Indonesia dan Malaysia. Memerlukan waktu tujuh tahun untuk sebatang pohon karet mencapai usia produksinya. Setelah itu, pohon karet tersebut dapat berproduksi sampai berumur 25 tahun. Karena siklus yang panjang dari pohon ini, penyesuaian suplai jangka pendek tidak bisa dilakukan.

Sebagai produsen karet terbesar kedua di dunia, jumlah suplai karet Indonesia penting untuk pasar global. Sejak tahun 1980an, industri karet Indonesia telah mengalami pertumbuhan produksi yang stabil. Kebanyakan hasil produksi karet negara ini – kira-kira 80 persen – diproduksi oleh para petani kecil. Oleh karena itu, perkebunan Pemerintah dan swasta memiliki peran yang kecil dalam industri karet domestik.

Kebanyakan produksi karet Indonesia berasal dari provinsi-provinsi berikut:

•             Sumatra Selatan

•             Sumatra Utara

•             Riau

•             Jambi

•             Kalimantan Barat

Total luas perkebunan karet Indonesia telah meningkat secara stabil selama satu dekade terakhir. Di tahun 2016, perkebunan karet di negara ini mencapai luas total 3,64 juta hektar. Karena prospek industri karet positif, telah ada peralihan dari perkebunan-perkebunan komoditi seperti kakao, kopi dan teh, menjadi perkebunan-perkebunan kelapa sawit dan karet. Selama beberapa tahun ini jumlah perkebunan karet milik petani kecil meningkat, sementara perkebunan Pemerintah sedikit berkurang, kemungkinan karena perpindahan fokus mereka ke kebun kelapa sawit yang luas. Luasnya kebun karet pemain swasta besar berkurang di antara tahun 2010 dan 2012, namun naik cukup cepat mulai dari tahun 2013. Sekitar 85 persen dari produksi karet Indonesia diekspor ke luar negeri. Hampir setengah dari karet yang diekspor ini dikirimkan ke negara-negara Asia lain, diikuti oleh Amerika Utara dan Eropa. Lima negara yang paling banyak mengimpor karet dari Indonesia adalah Amerika Serikat (yang berkonsumsi hampir 22 percent dari total ekspor Indonesia), Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Jepang, Singapura, dan Brazil.

Konsumsi karet domestik di Indonesia kebanyakan diserap oleh industri-industri manufaktur Indonesia (terutama sektor otomotif).

Harga Karet Alam – Grafik I (data dari Bloomberg):

Grafik pertama di bawah ini menunjukkan penurunan tajam harga karet alam mulai dari awal 2011 karena melimpahnya pasokan karet, pertumbuhan ekonomi yang lamban dan persaingan yang ketat dari karet sintetis.

Grafik kedua menunjukkan pemulihan tajam harga karet alam pada kuartal terakhir 2017 dan awal 2018. Alasan di balik kenaikan harga ini adalah gangguan pasokan di Thailand. Banjir besar-besaran dan tersebar luas di bagian selatan Thailand, di mana sebagian besar penanaman karet nasional terjadi, memiliki dampak besar pada pasokan karet alam (baik dalam hal produksi dan distribusi). Kekeringan yang parah juga disebut sebagai alasan produksi karet yang lemah di Thailand pada waktu itu.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *