Kelapa sawit bukanlah tanaman khas asli indonesia, bermula dari empat biji kelapa sawit yang aslinya berasal dari afrika lalu di bawa oleh orang belanda ke indonesia dan di tanam di kebun raya bogor pada tahun 1848. Karena tanaman ini tumbuh subur dan setelah di coba di beberapa daerah bisa tumbuh dengan baik, maka sejak tahun 1910 , kelapa sawit di budidayakan secara komersional dan meluas di sumatera.
Hingga tahun 1980 an luas pertanaman kelapa sawit indonesia baru sekitar 200.000 an ha dan kebanyakan adalah tanaman warisan pemerintah kolonial belanda.
Industri kelapa sawit terbukti kebal kritis, dalam kondisi keuangan global mengalami krisis dan banyak industri mengalami kebangkrutan, sektor kelapa sawit tetap tegar berdiri. Industri yang menghasilkan komoditas untuk bahan makan pokok umat manusia, dan belakangan juga sebagai bahan baku energi nabati yang juga kebutuhan dasar manusia, tidak akan pernah terpengaruh krisis. Bagi negara, industri minyak kelapa sawit merupakan salah satu andalan penerimaan negara, baik melalui berbagai bentuk pajak dan pendapatan ekspor. Yang tidak kalah penting, kalaupun tidak di katakan yang sangat penting, perkebunan kelapa sawit menjadi pioneer dalam pengembangan wilayah di pedalaman. banyak kabupaten baru baru, bahkan provinsi baru muncul karena daya dorong kemajuan akibat adanya perkebunan kelapa sawit. Kelapa sawit pula memberikan banyak andil dalam membangun infrastruktur jalan dan jembatan yang bisa di gunakan untuk kepentingan umum. Perkebunan kelapa sawit juga membangun sekolah di lingkungan kebun, yang bisa di gunakan untuk masyarakat di sekitar kebun., karena perkebunan kelapa sawit, maka tumbuhlah pasar, pusat perdagangan dan kegiatan pendukung lainnya. Secara otomatis memicu berkembangnya ekonomi lokal, supplier lokal, kontraktor lokal. (sumber = gapki.id)
Berkembangnya sub‐sektor perkebunan kelapa sawit di Indonesia tidak lepas dari adanya kebijakan pemerintah yang memberikan berbagai insentif, terutama kemudahan dalam hal perijinan dan bantuan subsidi investasi untuk pembangunan perkebunan rakyat dengan pola PIR‐Bun dan dalam pembukaan wilayah baru untuk areal perkebunan besar swasta.
Produk minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek kualitas. Aspek pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam lemak, kelembaban dan kadar kotoran. Aspek kedua berhubungan dengan rasa, aroma dan kejernihan serta kemurnian produk. Kelapa sawit bermutu prima (SQ, Special Quality) mengandung asam lemak (FFA, Free Fatty Acid) tidak lebih dari 2 % pada saat pengapalan. Kualitas standar minyak kelapa sawit mengandung tidak lebih dari 5 % FFA. Setelah pengolahan, kelapa sawit bermutu akan menghasilkan rendemen minyak 22,1 % ‐ 22,2 % (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,7 % ‐ 2,1 % (terendah) mutu minyak kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua arti, pertama, benar‐benar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain.
Mutu minyak kelapa sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat‐sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur titik lebur angka penyabunan dan bilangan yodium danpengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar ALB, air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan. Kebutuhan mutu minyak kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan non pangan masing‐masing berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran, maupun aspek higienisnya harus lebih Diperhatikan. Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor. Faktor‐faktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan pasca panen, atau kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutan. Dari beberapa faktor yang berkaitan dengan standar mutu minyak sawit tersebut, didapat hasil dari pengolahan kelapa sawit, seperti :
• Crude Palm Oil
• Crude Palm Stearin
• RBD Palm Oil
• RBD Olein
• RBD Stearin
• Palm Kernel Oil
• Palm Kernel Fatty Acid
• Palm Kernel
• Palm Kernel Expeller (PKE)
• Palm Cooking Oil
• Refined Palm Oil (RPO)
• Refined Bleached Deodorised Olein (ROL)
• Refined Bleached Deodorised Stearin (RPS)
• Palm Kernel Pellet
• Palm Kernel Shell Charcoal